Posts

ME.NI.KAH : SEBUAH IBADAH TANPA JEDA.

    SEBUAH IBADAH TANPA JEDA. KARENANYA KITA PERLU BANYAK SEKALI AMUNISI. BELAJARNYA SETIAP HARI. KALAU JATUH YA BANGUN LAGI. BEGITU TERUS, HINGGA MAUT MENGAKHIRI IBADAH PANJANG INI.     “Sebab menikah adalah ibadah yang paling panjang,” ucap seorang ustadz di sebuah forum sekolah pra-nikah. “Maka dari itu menikah disebut menggenapkan separuh agama,” lanjutnya. Yang mendengar menganggukan kepala sambil sesekali mencatat. Muda-mudi   dengan gairah yang membara ini terlihat begitu siap untuk mengaplikasikan setiap teori dalam kehidupan menikah nanti.      Saat ijab qabul bergema, maka peran suami dan istri akan melekat selamanya, harapannya begitu dong. Maka bersiap, 24/7 ke depan bukanlah tentang kamu saja. Adakalanya merasa sangat penuh sekali kepala ini. Melompat dari tugas satu ke tugas lainnya tanpa jeda. Ternyata perasaan lelah itu biasa, yang menjadi ‘luar biasa’ adalah ketika lelah diluapkan dengan berbagai macam bentuk emosi lainnya yang kemudian menimbulkan banyak masalah baru,

BELAJAR DARI PERPISAHAN GADING DAN GISELLA

Image
Kurang lebih satu tahun lalu, pasangan Gading dan Gisel memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga mereka. Netizen sangat terkejut dengan berita tersebut, pasalnya mereka memang terlihat sangat romantis di dunia maya. Palu perceraian diketok, resmi sudah mereka berdua sebagai mantan suami dan istri. Waktu terus bergulir tetapi mantan pasangan ini masih selalu dalam sorotan banyak mata. Gerak – gerik Gisel dan Gading yang selalu jadi berita. Gempita yang masih sering jadi trending topik utama. Ditambah ulah netizen yang masih saja mendoakan mereka kembali bersama. Ada – ada saja.  Beberapa hari yang lalu sempat menonton channel youtube Ussy dan Andhika yang pada saat itu Gisel menjadi bintang tamunya. Bahasannya masih juga seputar perceraian dan kehidupan pasca cerai. Menarik sekali sih memang. Tidak ada habisnya kalau bicara tentang mereka. Dari sekitar 25 menit durasi video bincang – bincang Ussy, Andhika dan Gisel, ada satu kalimat Gisel yang bisa jadi pelajaran berharga ba

MENULIS: DARI PENUH EMOSI HINGGA PENDEWASAAN HATI

Image
Layaknya fotografi, menulis diari adalah cara lain untuk rekam memori.  -DPA- Suatu hari pernah begitu emosi hingga tak kuasa berkata – kata, hanya diwakili oleh air mata. Akhirnya tersisa sesak di dada, atau kadang menjadi luka untuk waktu yang lama. Pernah pula begitu emosi, hingga terlontar kata –kata tak baik yang berujung menyakiti lawan bicara. Lepas. Lega. Puas rasanya. Tapi menggoreskan luka pada sesama. Akhirnya menyalahkan diri sebab hubungan menjadi canggung dan sulit menjadi biasa kembali. Ah, mengapa aku tak bisa menahan emosi? Memang benar adanya, lidah tidak bertulang. Tapi kata yang terucap mampu menusuk bak pedang. Pernah begitu putus asa tak ada teman berbagi cerita, hingga akhirnya tercetus ide menulis sebagai jadwal harian. Saat kata tak mampu terucap, malu rasanya saat lidah ingin berkeluh, atau ingin mencaci tapi terlalu takut melukai maka menulis menjadi saluran pembuangan sejuta rasa yang aku alami. Jauh sebelum mengenal menulis sebagai

KONTEMPLASI BAHAGIA

Image
Image Source: https://teenntimes.com/2018/06/21/are-children-raised-with-injustice/ Mari berbicara sedikit lebih dalam tentang makna bahagia. Tidak sedikit orang menyandingkannya dengan dunia. Saat tak dapati apa yang mereka impikan, sedihnya bukan main. Ketika tak dapatkan seperti yang didapati tetangga, mereka enggan bertegur sapa. Iri hati dan dengki penuhi dada. Saat cita – cita tak sesuai realita, mereka mengurung diri berhari hari. Gagal sudah rasanya hidup ini. Adapula yang berbahagia dengan hal remeh temeh. Ah, cukup dengan makan tiga kali sehari. Ah, asal ada kau setia mendampingi.   Ah, yang penting pas butuh pas ada. Sederhana sekali ya bahagia mereka. Di sisi lain, ada yang sangat bijaksana dalam memandang bahagia. Mereka bersyukur dengan yang ada. Tanpa ada embel – embel membuntutinya. Sebab mereka tahu, mungkin di luar sana ada banyak orang impikan hidup seperti dirinya. Ah, iya juga. Bagi mereka yang memaknai bahagia dengan dunia. Ia hanya didapat sa

Untuk apa?

Image
‘…mencari alasan untuk menjadikan ini sebuah tulisan.’ Mengapa ya? *masih* mencari – cari alasan agar jari tidak berhenti di sini. Hm.  Beberapa orang berhenti melakukan kebaikan hanya karena ia merasa tak temukan alasan untuk terus melanjutkan. Beberapa orang berhenti mengejar yang dulu menjadi ambisinya, sebab ia lupa alasan dulu memulai. Beberapa orang nyaman dalam sebuah keadaan hingga tak temukan satupun alasan untuk bergerak maju. Beberapa orang yang lain berdiam diri, bertanya – tanya pada hati kecilnya adakah alasan untuk bertahan? Ada yang ingat pada keringat ibu bapaknya demi melihat anaknya sekolah tinggi, kemudian ia kembali melangkahkan kaki. Ada yang mengingat pahitnya direndahkan untuk kembali memecut diri kerja lebih keras lagi. Ada yang mengingat tagihan yang harus dibayar hingga pergi pagi pulang pagi demi rekening terisi. Ada yang menatap wajah anak lekat – lekat agar ia tidak pergi, berusaha keras memperbaiki keadaan. Be

Sebuah Nasihat Lama

Image
Serangkaian nasihat perihal jodoh masih sering terngiang. Beberapa diantaranya dianggap angin lalu, terlalu klise, lagu lama, dan terkesan kolot. Bagaimana jodoh bisa bertemu? Pertemuan indah, fenomenal, dan penuh romantisme pernah jadi dambaan. Nyatanya, tidak ada yang lebih indah dari pertemuan yang diselimuti keberkahan. Tidak ada yang lebih diharapkan dari pertemuan yang berada dalam penjagaan dan perlindunganNya. Dengan begitu, bagaimanapun hasil akhirnya nanti tak perlu lah ada luka tergores di hati. Kalau saja lebih peka, hati yang menerima dan ridha orangtua cukuplah menjadi tanda. Seringkali ego dan hati tak jalan beriringan. Ego merasa menemukan tapi hati tak juga merasa tentram. Ego merasa kurang tapi hati merasa tenang. Kemudian Allah buat perjalanan menjadi penuh liku hanya agar terjaga di sepertiga malam tengadahkan tangan meminta pada yang Maha Kuasa. Dibuatlah perjalanan menjadi panjang untuk runtuhkan ego yang tinggi menjulang. Dibuatlah perjalanan penuh de

Tentang Menjadi orangtua

Image
Tentang menjadi orangtua.  Sembilan bulan dalam kandungan selamanya dalam dekapan Sembilan bulan dalam penantian selamanya doa terpanjatkan Sembilan bulan penuh harapan selamanya hati ini tak terpisahkan Tujuh bulan sudah, resmi menyandang status seorang ibu. Tujuh bulan sudah, tapi hadirnya masih seperti mimpi. Padahal tujuh bulan sudah, tangis dan tawanya menghiasi hari. Padahal tujuh bulan sudah, dan hari ini ia mulai tak sabar ingin berdiri. Usianya kini tujuh bulan sudah, begitu banyak yang ku syukuri. Tentang menjadi orangtua.  Tangisnya kembali menyadarkan bahwa kini usapku buat air matanya berhenti Tawanya kembali mengingatkan bahwa ada jiwa yang harus kutemani Gerak geriknya menjadi pengingat bahwa yang terjadi hari ini akan membentuk dirinya nanti Tentang menjadi orangtua.  Ku tengadahkan kedua tangan meminta pada yang Maha Kuasa Tentang masa depannya yang jauh dari pandangan mata Tentang tempat yang akan menjadi tanah rantaunya